Loading

Kunjungi Aliansi Air, TKPSDA BBWS Brantas Bahas Daya Rusak Air

Kunjungi Aliansi Air, TKPSDA BBWS Brantas Bahas Daya Rusak Air

Mojokerto, mojokerto.disway.id – Aliansi Air menjadi jujugan kunjungan Tim Koordinasi Pengelola Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Brantas. Rombongan yang terdiri dari berbagai lembaga, baik dari pemerintah dan non pemerintah, berada di Mojokerto selama dua hari, Senin (6/5/24) dan Selasa (7/5/24).

Kunjungan ke Aliansi Air dilakukan untuk membahas kelembagaan pengendalian daya rusak air. ”Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana kegiatan Aliansi Air di bidang pengendalian daya rusak air,” kata Agus Suyanto, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, yang mendampingi TKPSDA Wilayah Sungai Brantas, Senin (6/5/24).

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III TKPSDA WS Brantas, Joko Sukalisno, menyebutkan, banyak hal terkait daya rusak air. Wilayah Mojokerto memiliki banyak potensi di bidang TKPSDA.

”Apa yang kami dapat dari pertemuan ini nanti akan kami bahas dalam sidang Komisi III TKPSDA, sebagai bahan kajian,” kata Joko Sukalisno yang juga Ketua Yayasan Formula Lingkungan, Surabaya.

Menanggapi hal itu, Andung A Kurniawan, sekretaris Aliansi Air, yang menerima rombongan Komisi III, menceritakan awal mula berdirinya Aliansi Air Maja Pawitra. ”Aliansi Air berdiri sebagai hasil rekomendasi pertemuan berbagai pegiat lingkungan hidup yang diadakan di Hotel Jambuluwuk, Batu, beberap tahun lalu,” katanya.

Dari pertemuan yang diprakarsai UNIDO (United Nation Industrial Development Organization), salah satu lembaga yang dibentuk PBB, itu kemudian terbentuk Aliansi Air Maja Pawitra. ”Aliansi Air ini anggotanya sebagian juga perserta workshop di Jambu Luwuk,” tambahnya.

Dalam kegiatannya, berbagai organisasi pegiat lingkungan yang juga menjadi anggota Aliansi Air, membuat kegiatan sesuai bidangnya juga berdasarkan rekomendasi Jambu Luwuk. Bahkan kemudian, bersama UNIDO, Aliansi Air, yang konsen pada konservasi air tanah dan pemeliharaan lingkungan, berhasil mendapatkan dana dari program dari Global Environtment Facilities (GEF) 7.

”Banjir di Kedunggempol, Kecamatan Mojosari, terjadi karena tanggul jebol. Juga banjir di Wringinrejo, Sooko, juga karena tanggul jebol,” sambungnya.

Yang terakhir adalah ambrolnya tebing di Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, sehingga menjadi ancaman 8 sampai 9 rumah di daerah itu. ”Warga di tempat itu minta direlokasi,” sahutnya.

Andung juga menceritakan, anggota Aliansi Air juga bekerja sama dengan lembaga lain untuk membuat biopori dan sumur resapan. Selain itu juga ada kegiatan tanam pohon, bersih-bersih sungai, dan patroli air bersama intansi terkait.

Di sisi lain, Sisyantoko, Direktur Wehasta (Wahana Edukasi Haralan Semesta), yang juga anggota Aliansi Air, dan ikut menerima rombongan Komisi III, menjelaskan berbagai hal yang menadi fokus kegiatan Wehasta. Mulai dari konservasi, Peringatan Hari Air, sampai pengelolaan pupuk organik.

Sementara, Amik Purdinata, dari Komunitas Peduli Sungai Brantas Berdaya, yang menjadi narahubung pertemuan tersebut, menambahkan beberapa hal terkait Aliansi Air. ”Aliansi Air ini juga memenuhi pentahelix. Ada unsur swasta, pemerintah, akademisi, komunitas, dan media massa,” tuturnya.

Usai pertemuan di Paseban Agung, Komisi III TKPSDA kemudian mengunjungi TPS3R di Desa Trawas. Di TPS3R, rombongan mendapat penjelasan dari Muryanto, pengelola TPS3R mengenai pengelolaan sampai kontribusi atau honor yang diberikan. (*)

 

 

Leave A Comment